BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 12 Maret 2010

alur produksi multimedia

Alur Produksi Multimedia


MM_DevelopmentMenurut Luther (1994), pengembangan multimedia dilakukan melalui 6 tahapan, yaitu: konsep, disain, pengumpulan material, pembuatan (assemby), testing, dan distribusi.

Tahap 1 ( Konsep ):
Menentukan tujuan yang meliputi:

  • Tujuan Aplikasi (informasi, hiburan, pelatihan, dan lain-lain)
  • Identifikasi Pengguna (Users)
  • Bentuk Aplikasi (presentasi, interaktif, dan lain-lain)
  • Spesifikasi Umum (ukuran aplikasi, dasar perancangan, target yang ingin dicapai, dan lain-lain)

Tahap 2 ( Disain ):
Disain (perancangan) adalah membuat spasifikasi secara rinci mengenai struktur aplikasi multimedia yang akan dibuat, gaya dan kebutuhan bahan (material) untuk aplikasi.
Spesifikasi dibuat cukup rinci sehingga pada tahap berikutnya, yaitu tahap pengumpulan bahan dan pembuatan tidak dibutuhkan keputusan baru, melainkan menggunakan apa yang telah ditetapkan pada tahap disain. Namun demikian, sering terjadi penambahan atau pengurangan bahan, bahkan ada perubahan pada bagian aplikasi pada awal pengerjaan multimedia.

Tahap disain multimedia sering melibatkan kegiatan:

  • Pembuatan Bagan Alir (Flow Chart), yaitu menggambarkan struktur aplikasi multimedia yang disarankan.
  • Pembuatan Storyboard, yaitu pemetaan elemen-elemen atau bahan (material) multimedia pada setiap layar aplikasi multimedia.

Cara menentukan urutan atau hubungan dalam merancang Bagan Alir (Flow Chart) atau Peta Konsep:

  • Ikuti hirarki alami materi.
  • Berdasarkan minat pengguna.
  • Dari yang sudah dikenal sampai yang belum dikenal.
  • Dari yang konkret sampai yang abstrak.
  • Dari yang umum sampai yang spesifik.
  • Berdasarkan pertimbangan topik pembahasan.
  • Secara kronologis didasarkan pada pemakaian atau kinerja.

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mengembangkan bagan alir meliputi:

  • Apakah semua bidang isi yang dibutuhkan telah dimasukkan ?
  • Apakah semua hubungan di antara modul telah dimasukkan ?
  • Apakah maksud struktur akan menjadi jelas bagi tim pengembang dan pengguna ?

Bagan Alir digambarkan menggunakan simbol-simbol bagan alir pemrograman atau dengan simbol yang ditentukan sendiri.

MM_Bgn_Alir

Storyboard digunakan untuk:

  • Memungkinkan tim dan klien (pengguna) memeriksa, menyetujui, dan meningkatkan rancangan.
  • Menjadi panduan bagi programmer dan graphics designer.
  • Mengetahui elemen (material) multimedia yang dipakai.
  • Menjaga konsistensi di sepanjang aplikasi multimedia.
  • Memungkinkan rancangan diimplentasikan pada platform yang berbeda, karena storyboard bersifat platform independent.

Storyboard perlu mengandung:

  • Nama aplikasi (program) atau modul dan nomor halaman atau nomor layar.
  • Gambar sketsa layar atau halaman beserta rincian objek-objek yang ada pada layar, meliputi: Teks, Gambar, Animasi, Audio, Narasi, Video, Warna, penempatan, ukuran gambar, jika penting, Warna dan font dari teks.
  • Interaksi: pencabangan dan aksi-aksi lainnya (tombol).

Yang perlu diperhatikan dalam membuat storyboard:

  • Storyboard dapat digambar dengan tangan, tidak perlu bagus dilihat asalkan cukup jelas sebagai panduan bagi anggota tim proyek lainnya.
  • Tersedia storyboard untuk setiap layar atau halaman.
  • Semua rincian yang penting harus ditunjukkan.
  • Teks dan narasi dapat sangat panjang, karena itu boleh ditulis pada lembar terpisah (script document) asalkan disertai dengan nomor layar storyboard yang jelas.
  • Setiap anggota tim produksi mempunyai salinan storyboard atau dapat mengakses storyboard dengan mudah.

Perancangan Antarmuka Pemakai:

  • Graphics Designer merancang antarmuka pemakai berdasarkan storyboard.
  • Antarmuka pemakai harus:Menggapai “look and feel” dari organisasi klien, Memproyeksikan “mood” yang sesuai bagai pemakai, Tidak boleh lebih kuat daripada pesan yang ingin disampaikan, tetapi harus mendukung pesannya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan antar pemakai:

  • Metafora yang digunakan.
  • Estetika
  • Navigasi
  • Piranti interaksi yang digunakan.
  • Tata letak, warna, font.
  • Kendali (tombol-tombol): penempatannya, ukurannya, dan bagaimana pengguna tahu tombol dapat dipilih atau telah dipilih.
  • Bilamana kursor berubah bentuk.

Tahap 3 ( Pengumpulan Material ):

  • Melakukan pengumpulan bahan (material) seperti: clipart, image, animasi, audio, berikut pembuatan grafik, foto, audio, dan lain-lain yang diperlukan untuk tahap berikutnya.
  • Bahan yang diperlukan dalam multimedia dapat diperoleh dari sumber-sumber seperti: library, bahan yang sudah ada pada pihak lain, atau pembuatan khusus yang dilakukan oleh pihak luar.
  • Pengumpulan material dapat dilakukan paralel dengan tahap pembuatan (assemby).

Tahap 4 ( Pembuatan ):

  • Tahap pembuatan (assembly) merupakan tahap dimana seluruh objek multimedia dibuat atau diintegrasikan.
  • Pembuatan aplikasi berdasarkan flow chart, storyboart, struktur navigasi atau diagram objek yang berasal dari tahap disain.
  • Dapat menggunakan perangkat lunak authoring yang mempunyai fitur pembuatan flow chart dan disain, misal: Microsoft Frontpage, Macromedia, dan lain-lain.

Tahap 5 ( Testing ):

  • Tahap testing dilakukan setelah tahap pembuatan dan seluruh bahan (material) telah dimasukkan.
  • Biasanya pada tahap awal dilakukan testing secara modular untuk memastikan apakah hasilnya seperti yang diinginkan.
  • Aplikasi yang telah dihasilkan harus dapat berjalan dengan baik di lingkungan pengguna (klien), dimana pengguna dapat merasakan adanya kemudahan dan manfaat dari aplikasi tersebut serta dapat menjalankan sendiri terutama untuk aplikasi yang interaktif.

Tahap 6 ( Distribusi ):

  • Bila aplikasi multimedia akan digunakan dengan mesin yang berbeda, penggandaan menggunakan floppy disk, CD-ROM, tape, atau distribusi dengan jaringan sangat diperlukan.
  • Tahap distribusi juga merupakan tahap evaluasi terhadap suatu produk multimedia, diharapkan akan dapat dikembangkan sistem multimedia yang lebih baik di kemudian hari.

bersumber dari : http://www.ilmu-komputer.net

Kamis, 11 Maret 2010

Installansi Ubuntu

Jika anda ingin memiliki beberapa sistem operasi terinstall pada PC/laptop anda, ada 2 alternatif cara. Yaitu antara lain mempartisi hardisk anda sehingga pada saat booting anda dapat memilih sistem operasi mana yang akan anda jalankan, atau dengan cara menggunakan virtual machine. Masing masing cara tersebut memiliki kelebihan, salah satu kelebihan yang ada pada cara anda memilih virtual machine adalah anda dapat menjalankan kedua sistem operasi secara bersamaan sekaligus tanpa harus memilih salah satu sistem operasi yang harus aktif. Berikut sedikit cara menginstal sistem operasi Ubuntu pada sistem operasi Microsoft Windows Vista ultimate menggunakan Microsoft Virtual PC 2007.

Download Microsfot Virtual PC
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mendownload Microsoft Virtual PC 2007 SP1 pada Microsoft download center disini. Mungkin untuk versi aplikasi yang terbaru dapat anda cari sendri untuk mencari versi yang lebih akhir dan telah disempurnakan namun untuk kali ini dipilih versi 2007 karena sumber yang saya dapat seperti ini :D untuk mendownload versi aplikasi pilihlah – 32 BIT setup.exe – kecuali anda memiliki sistem operasi 64-bit.
Download Ubuntu 9.04 Jaunty
Download Ubuntu dapat anda dapatkan secara gratis melalui manapun. Yang saya gunakan saat ini adalah Ubuntu versi 9.04.

Membuat sebuah Virtual PC
Ketika anda telah mendownload Microsoft Virtual Machine anda dapat membuka Microsoft Virtual PC. Begitu virtual PC anda install maka secara otomatis anda langsung dapat membuat sebuah virtual machine yang baru (Create a virtual machine). selanjutnya seperti biasa pada suatu proses installasi anda tinggal sedikit membaca perintah dan klik next, next dan next… untuk memudahkan dapat anda lihat pada screen capture dibawah ini…

pilih Create a virutal machine dikarenakan pertama kali membuat,,

memilih nama virtual machine yang disesuaikan dengan nama sistem operasi yang ada,,

memilih sistem operasi yang akan digunakan, pilih other karena tidak tercantum pada pilihan sistem operasi yang ada (yang ada cuma windows familiy :p),,

memilih alokasi memori untuk virtual machine anda, untuk kapasitas minimal dapat anda alokasi sebanyak 225 namun dikarenakan memori pada leptop yang saya gunakan lumayan cukup besar maka 512 atau 1024 mb dapat dipilih :)

membuat virtual hardisk baru dikarenakan baru pertama kali dibuat,,

window kecil tampilan sistem operasi yang ada akan muncul sesuai dengan yang telah anda buat pada proses sebelumnya,, status sistem operasi adalah not running, untuk memulai pilih start,, Sebuah window akan muncul dimana didalamnya dapat anda lihat bahwa console sedang mencoba koneksi dengan jarinagn menggunakan DHCP. saat proses ini anda dapat memilih menu CD yang terletak pada toolbar atas window dan pilih Capture ISO Image. pilih lokasi menuju file ISO Ubuntu yang dimiliki . pilih dan klik open. setelah itu akan muncul pilihan settingan bahasa yang akan digunakan pada Ubuntu anda.

Setelah proses milih bahasa selanjutnya adalah memilih cara atau tahapan instalasi yang ada, untuk pertama kali dipilih Instal Ubuntu maka secara default akan masuk kedalam live on CD nya Ubuntu,,

saat memilih menu ke 2 saya mengalami eror dimana proses berhenti saat tulisan pada console memperlihatatkan pesan2 gak jelas. setelah melakukan reset hal yang sama tetap terjadi, berdasarkan sumber hal ini dikarenakan menginstall Ubuntu dari ISO pada hard disk yang ada.

berikut cara untuk mengatasi ini. ketika anda masuk pada pilihan instal Ubuntu tekan F4 dan pilih Safe graphics mode. lalu pilih pilihan pada menu : Try Ubuntu without any change to your computer.

jika masalh masih tetap ada maka lakukan :
pada prompot console tekan F4 dan pilih Safe graphics mode. lalu tekan F6

maka anda akan ditujukan pada kursor dibawah menu dan mengubah beberapa script yang ada pada baris script tersebut. baris script tersebut pada awalnya adalah sebagai berikut :

“Boot Options seed/ubuntu.seed boot=casper initrd=/casper/initrd.gz quiet splash –”� hapus bagian “quiet splash –”� dan ganti dengan “vga=791 noreplace-paravirt”� (tanpa tanda petik).

kemudian enter maka proses bboting akan terjadi dan anda akan masuk ke dalam GUI Ubuntu

seperti instalasi pada Ubuntu biasa anda dapat memilih icon Install dan kembali melakukan proses next, next dan next,,

memilih bahasa,,

memilih time zone,,

memilih keyboard yang anda gunakan,,

memilih partisi virtual yang anda gunakan,,

memasukkan username dan password akun anda,,

konfirmasi data yang telah dimasukkan untuk membuat Ubuntu anda,,,

proses instalasi, anda dapat menunggunya selama kurang lebih 30 menit, tergantung dari kecepatan prosesor dan memori yang telah anda alokasikan sebelumnya,,,

setelah selesai anda dapat melakukan proses reboot untuk mengaktifkan Ubuntu anda,,,

proses reboot akan membawa anda ke proses login pada Ubuntu anda dan anda telah siap menggunakan dan menjalankan Linux Ubuntu